Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan
kepada peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani
secara optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan
formal yaitu suatu pendidikan yang mengajarkan pengetahuan umum dan
pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram, terstruktur dan berlangsung
di persekolahan dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang bersifat tidak
terprogram, tidak terstruktur dan berlangsung kapanpun dan dimana pun
dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan yaitu berbicara
tentang bagaimana membentuk karakter manusia bagaimanapun caranya menjadi apa
yang diinginkan. Sedangkan karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor yang
ada, dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orang memiliki karakter yang
berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di lingkungan yang berbeda. Jadi
dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan sangat berpengaruh pada
pendidikan seseorang. Adapun, lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu
lingkungan
pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
A.
Lingkungan Pendidikan
Menurut
Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan
alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang
disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan
mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan
sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan
adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Lingkungan
Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri anak dalam alam semesta
ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga berlangsungnya proses
pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), dan utamanya
berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan
pendidikan yang optimal. Selain itu, penataan lingkungan pendidikan tersebut
terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan
efektif.
Pada
hakikatnya, lingkungan pendidikan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
Teori pembelajaran konstuktivisme mengajarkan kepada kita bahwa peserta didik
harus dapat membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang diambil dari
sumber – sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
B.
Macam – Macam Lingkungan Pendidikan
Adapun,
lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan
keluarga, lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan masyarakat.
1. Lingkungan
Pendidikan Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi manusia karena
manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum
mengenal lingkungan pendidikan yang lainnya. Selain itu manusia mengalami
proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga
disebut sebagai pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi
yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Pendidikan keluarga
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pendidikan prenatal (pendidikan dalam
kandungan) dan pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir).
Pendidikan
prenatal ( pendidikan dalam kandungan) diyakini merupakan pendidikan untuk
pembentukan potensi yang akan dikembangkan dalam proses pendidikan selanjutnya.
Wujud praktek pendidikan prenatal cenderung dipengaruhi oleh praktik – praktik
budaya seperti doa untuk si janin, mitoni, neloni, sirikan, dll. Sedangkan,
pendidikan postnatal ( pendidikan setelah lahir) yaitu pendidikan yang
diberikan kepada si anak setelah lahir dengan hal – hal yang akan bermanfaat
dan berguna dalam hidupnya. Wujud praktek pendidikan postnatal yaitu cenderung
pada pendidikan karakter dan perilaku dari individu tersebut.
Dasar
tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya yang pertama meliputi
motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anak. Cinta kasih
ini akan mendorong sikap dan tindakan untuk menerima tanggung jawab dan
mengabdikan hidupnya untuk sang anak. Yang kedua yaitu motivasi kewajiban moral
orangtua terhadap anak. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai – nilai
religious spiritual untuk memelihara martabat dan kehormatan keluarga. Serta
tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga yang pada gilirannya juga
akan menjadi bagian dari masyarakat.
2. Lingkungan
Pendidikan Sekolah
Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu lagi untuk
mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan
khusus untuk mencapai masa kedewasaan. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan
proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk
menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini dalam
perkembangannya lebih lanjut dikenal sebagai sekolah. Sekolah merupakan sarana
yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Salah satu
alternatif yang mungkin dilakukan di sekolah untuk melaksanakan kebijakan
nasional adalah secara bertahab mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat
pusat latihan (training centre) manusia Indonesia di masa depan.
Dengan
kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi tetap berpijak pada ciri ke Indonesiaan. Dengan demikian,
pendidikan di sekolah secara seimbang dan serasi bias mencakup aspek
pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilik keterampilan peserta didik.
Selain itu, sekolah juga telah mencapai posisi yang sangat sentral dan
belantara pendidikan manusia. Sekarang sekolah tidak lagi berfungsi sebagai
pelengkap pendidikan kelurga tetapi merupakan kebutuhan. Hal itu disebabkan
karena pendidikan berimbas pada pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan
efisiensi yang merupakan ideologi dalam pendidikan.
Dasar
tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi tanggung jawab formal
kelembagaan (sesuai ketentuan dan perundangan pendidikan yang berlaku),
tanggung jawab keilmuan (isi, tujuan dan jenjang pendidikan yang dipercayakan
padanya oleh masyarakat dan pemerintah), tanggung jawab fungsional (tanggung
jawab profesi berdasarkan ketentuan jabatannya).
Terdapat
empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat,
yaitu:
1.
Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2.
Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan
masyarakat
3.
Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi
4.
Kepentingan kerja di lingkungan masyarakat Melahirkan
sikap-sikap
positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,
sehingga
tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-
tengah
masyarakat
3. Lingkungan
Pendidikan Masyarakat
Selanjutnya,
manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh
manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata
lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul,
dan sebagainya. Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang terdapat di
dalam lingkungan social atau masyarakat yaitu :
1.
Pranata pendidikan bertugas dalam upaya
sosialisasi
2.
Pranata ekonomi bertugas mengatur upaya
pemenuhan Kemakmuran
3.
Pranata politik bertugas menciptakan
integritas dan stabilitas masyarakat
4.
Pranata teknologi bertugas menciptakan
teknik untuk mempermudah manusia
5.
Pranata moral dan etika bertugas mengurusi
nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat
Akhir
– akhir ini sekolah dinilai terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya. Sekolah
dianggap cenderung arogan terhadap masyarakatnya sedangkan masyarakat kurang
peduli terhadap sekolah. Dalam banyak hal sekolah dinilai telah tertinggal dari
masyarakatnya dan kini banyak sekolah yang belajar dari masyarakat. Hal ini
karena berbagai inovasi seperti dalam hal teknologi terlebih dahulu terjadi di
masyarakat daripada sekolah. Dan hal ini tentu sangat wajar karena sekolah
hanya salah satu pranata yang ada dalam masyarakat diantara empat pranata
yang lain. Selain itu, masyarakatlah yang memiliki berbagai sumber daya yang
memungkinkan untuk mengembangkan berbagai inovasi.
Sumber:
https://docs.google.com/a/students.amikom.ac.id/document/d/1m9q_3VSDY__PG2qba7ei36YWcf1cwuCcCSCLyXCclmI/edit
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/
http://www.academia.edu/6861097/MAKALAH_PENGANTAR_PENDIDIKAN_TENTANG_LINGKUNGAN_PENDIDIKAN
https://agusmariyadi.wordpress.com/2013/02/20/lingkungan-pendidikan/
https://docs.google.com/a/students.amikom.ac.id/document/d/1m9q_3VSDY__PG2qba7ei36YWcf1cwuCcCSCLyXCclmI/edit
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/
http://www.academia.edu/6861097/MAKALAH_PENGANTAR_PENDIDIKAN_TENTANG_LINGKUNGAN_PENDIDIKAN
https://agusmariyadi.wordpress.com/2013/02/20/lingkungan-pendidikan/
0 komentar:
Posting Komentar